
Tuduhan keji kepada Rasulullah semakin menjadi-jadi. Karena Rasulullah menceritakan tentang kisah yang ‘tak masuk akal’ yang kemudian didengar kafir Quraisy: Rasul menjelajahi langit!
Jangankan para kafirin, orang mukmin saja yang pada waktu itu mendengar mungkin agak terperangah. Bagaimana mungkin di zaman yang masih mengandalkan unta dan kuda sebagai kendaraan itu, seorang bisa melintasi cakrawala?
Lalu tampillah sosok Abu Bakar, “Aku percaya dengan apa yang dikatakan Muhammad, dan sekiranya ia menceritakan yang lebih dari itu pun aku akan mempercayainya!”
Demikianlah, dan ia kemudian digelari As-Shidiq bermakna orang yang membenarkan.
Beberapa abad kemudian manusia mulai mencoba membuat alat yang mampu terbang. Adalah ilmuwan Muslim dari
Dan barulah dunia mahfum, perjalanan ke angkasa bukanlah hal mustahil. Apalagi memang dikehendaki oleh Dzat yang mencipta dunia ini, seperti perjalanan isra’ mi’raj yang dahsyat itu.
Diceritakan dalam sebuah ilustrasi menarik. ‘
Setelah kembali ke tempat asalnya kemudian siput bercerita kepada teman-temannya bahwa ia baru saja menempuh perjalanan dari
Lalu adakah yang aneh tentang perjalanan Nabi? Padahal itu telah dirancang oleh Rabb semesta alam. Yang menciptakan jagad raya ini. Isra’ Mi’raj adalah sebuah perjalanan luar biasa yang mengiringi turunnya perintah ibadah luar biasa, shalat.
Rasulullah memempuh perjalanan dari Masjidil Haram di Mekah sebagai kiblat shalat yang kedua ke Masjidil Aqhsa di tanah suci Palestina yang merupakan kiblat pertama umat Islam. Dilanjutkan ke langit ketujuh. Semua itu dilakukan dalam semalam! Dengan pertolongan Allah tentu hal tersebut bukan menjadi suatu yang mustahil.
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al Israa' [17]: 1)
Orang-orang yang masih terus dalam keraguan dengan adanya akhirat atau hari pembalasan. Tidak percaya kebenaran Islam sebetulnya karena mereka masih berada dalam negeri siput. Mereka enggan menggunakan akal dan hatinya untuk memahami kekuasaan Allah.
Maka segera tinggalkan negeri siput!
