-->

Menulis: Awali dengan Hati, Tuntaskan dengan Pikiran

Pada bagian lain tulisan hal ini pernah saya singgung. Menulis merupakan proses pemindahan apa yang kita rasakan dan kita pikirkan ke dalam bahasa tulis. Setelah ide-ide siap untuk ditetaskan di atas kertas, maka biarkan ia mengalir deras. Teruslah menulis, ikuti kata hati tentang apa yang akan ditulis, jangan pedulikan susunan bahasa yang masih kacau, atau susunan huruf yang jungkir balik. Teruskan saja. Pertahankan ritme yang telah tercipta sampai titik akhir tulisan. Rekam seluruh ide-ide yang berloncatan di kepala.

Seorang penulis pernah memberikan nasihat, mulailah menulis dengan hati baru kemudian dengan pikiran. Dalam menulis terkadang ide yang siap meluncur tiba-tiba mandeg lantaran kita sudah takut dengan bentuk tulisan yang amburadul. Atau susunan kalimat yang membingungkan. Ini kemudian membuat kita berhenti. Sibuk membenahi beberapa kalimat yang baru saja tergores. Akibatnya bisa ditebak, ritme dalam menulis menjadi terganggu. Dan yang parah kemudian kita mandeg, seperti kehabisan kata-kata. Huff.

Pada dasarnya setiap orang memiliki cara sendiri-sendiri yang dianggap cocok dalam menjalani aktivitas menulis. Kita pun bisa menemukan yang demikian jika kita terus berusaha menulis. Pada saatnya nanti kita akan menemukan cara yang cocok dalam menulis. Secara umum beberapa hal yang perlu disiapkan agar kita tidak mogok di tengah jalan ketika menulis.

Pertama, mempersiapakan bahan yang akan diolah. Layaknya orang yang memasak, menulis membutuhkan bahan-bahan yang akan diolah menjadi sebuah tulisan. Bahan itu bisa berupa ide-ide yang telah diawetkan dalam pikiran maupun referensi lain seperti buku, majalah, koran dan sebagainya. Dengan demikian saat ‘memasak’ kita lebih leluasa karena bahan yang dibutuhkan telah tersedia.

Kedua, memunculkan kesegaran ide. Adakah ide segar yang lain dengan bahan yang tersedia? Invertarisir ide itu, jika perrlu tulisa dalam lembaran lain. Gunanya ide ini menjadi ‘ruh’ dalam tulisan kita sehingga tulisan kita tidak datar-datar saja, sekedar kutip sana-sini apalagi mengekor tulisan lain. Dengan banyaknya ide yang segar, akan memberikan tambahan wawasan bagi pembaca, dan tentu ini akan menarik.

Ketiga, bahan sudah ada, ide sudah ada, sekarang tinggal meraciknya. Tentu butuh alat. Jika kita masih menulis dengan tinta, peralatan yang diperlukan terlebih dahulu disiapkan. Jika menulis dengan komputer atau laptop, pastikan semuanya siap pakai, termasuk arus listrik atau baterai. Jika tidak memakai UPS, ada baiknya mengaktifkan save autorecovery di word. Seingat saya lewat panel tools, atau kalau versi 2007 ke atas, lewat logo ms office di kiri atas, pilih save, kemudian set auto recover ke dalam menit yang dikehendaki. Saya biasanya men-set 2 menit. Sehingga jika sewaktu-waktu komputer atau laptop mati, tulisan kita sudah tersimpan. Masakan yang tadi sudah kita racik tidak terhapus percuma, dan bisa dilanjut.

Keempat, biarkan jemari bebas menari dan ciptakan suasana yang mendukung. Kondisi kamar yang bersih dan rapi akan sangat mendukung proses kreatif kita. Pilih juga waktu yang memang kita bisa fokus. Kata dan kalimat pertama yang Anda tuliskan adalah mata air, biarkan ia terus mengalir sampai titik akhir. Muara dari tulisan yang dibuat. Paksakan terus, jika tiba-tiba ingin berhenti, cobalah tuliskan sesuatu yang mungkin tidak berkaitan langsung dengan tulisan. Biarkan saja. Yang penting jemari terus bergerak. Sambil memompa ide yang masih tersumbat.

Ada sebagian yang sudah kagok duluan ketika membuat judul. Memikirkan judulnya saja sudah menguras energi, akibatnya tulisan tak kunjung dimulai. Untuk memudahkan buat saja judul seadanya terlebih dahulu, yang penting bisa mewakili tulisan yang akan dirangkai. Nanti jika sudah waktunya, judul itu bisa dibenahi atau diganti. Terkadang dalam proses penulisan kita akan menemukan kata-kata yang pas untuk dijadikan judul.

Kelima, dan ini yang terpenting. Segeralah menulis. Segala bahan dan persiapan tak akan ada maknanya jika kita tak segera menuliskannya. Kalimat pertama yang Anda rangkai akan menjadi kran pembuka ide-ide segar Anda. Selamat menulis.

LihatTutupKomentar